Layanan Desain

Layanan Desain

Klik Iklan Ini

Jumat, 13 April 2012

PENGGUNAAN RFID DALAM AUTOMOTIVE INDUSTRY

Pengertian RFID
RFID adalah bentuk umum untuk teknologi yang menggunakan radio waves untuk mengidentifikasi manusia atau objek secara otomatis. Metode yang paling sering digunakan adalah untuk menyimpan serial number yang menunjukkan identitas seseorang atau benda, pada sebuah microchip yang disertakan pada antena (chip dan antena adalah RFID transponder atau sebuah tag RFID). Antena memampukan chip untuk mentransmisikan informasi identifikasi kepada reader. Kemudian reader mengubah pantulan radio waves dari tag RFID kedalam informasi digital yang dapat dilewati pada komputer yang akan menggunakannya.
  • Tag RFID adalah sebuah objek yang kecil, seperti lem stiker yang dapat disertakan atau disatukan kedalam sebuah produk.
  • Tag Reader menggunakan 2 metode untuk berkomunikasi dengan tag RFID. Salah satunya adalah membaca tag RFID pasif dalam batasan yang pendek
Jenis RFID
Menurut wikipedia ada 2 jenis yaitu tag pasif dan aktif sedangkan menurut diskusi mengenai teknologi RFID (Achieve Breakthrough Performance through RFID Radio Frequency Identification Technology) RFID ada 3 jenis yaitu tag pasif, tag aktif dan tag semi-passive.
  • Tag RFID pasif tidak mempunyai supply kekuatan sendiri (baterai). Dari segi kekuatan dan biaya, respon dari tag pasif RFID lebih baik.
  • Tag aktif mempunyai baterai dan memiliki memori yang lebih besar daripada teknologi pasif, memiliki kemampuan untuk menyimpan informasi tambahan yang dikirim oleh transceiver.
  • Tag semi-pasif menggunakan baterai untuk menjalankan circuit dari chip tetapi berkomunikasi dengan kekuatan dari reader.
Sistem RFID
RFID terdiri dari beberapa komponen yaitu : tag, tag reader, tag programming station, circulation reader, sorting equipment dan tag inventory wands. Penggunaan RFID pada saat digunakan untuk identifikasi hewan, untuk perpusatakaan, UHF untuk container tracking dan lain-lain.
Cakupan penggunaan RFID
RFID melengkapi UPC atau EAN bar code dengan kapasitas, biaya, dan kelengkapan identifikasi setiap barang dalam supply chain, untuk rumah sakit dalam hal medical records, untuk dirumah dan baru-baru ini digunakan untuk membuat produk jam pintar yang dapat mengingatkan sipemilik jika ia keluar dari pintu namun ia lupa membawa hal penting yang seharusnya dibawa. Untuk beberapa tahun mendatang penggunaannya akan semakin meluas. Contohnya untuk passport (lit Forecast, Opportunities).
Bagaimana cara bekerjanya RFID
Pengidentifikasian di lakukan dengan menggunakan perangkat interogasi (interrogator) juga disebut sebagai Reader atau “Master” dan subuah Tag disebut sebagai transponder atau “Slave” yang menyimpan informasi kode indentifikasi yang unik. Pertukaran data terjadi antara Reader dengan Tag dengan menggunakan gelombang radio frekwensi dan tidak membutuhkan “direct Line of Sight” atau tanpa harus secara fisik terlihat.
Perangkat interrogator atau reader akan mengirimkan signal kepada Tag untuk mengidentifikasi kode yang terkandung dalam Tag tersebut. Atau memproses signal yang dipancarkan oleh Tag dan mengdecodekan untuk kemudian dikirimkan ke komputer, signal tersebut oleh Komputer kemudian disimpan atau diadakan pencocokan didalam data base komputer untuk pemprosesan lebih lanjut atau dapat juga menginstruksikan kepada interrogator/reader untuk menuliskan informasi tambahan pada Tag tersebut.
Generasi terakhir RFID memungkinkan puluhan objek dalam satu group untuk dapat dikenal secara unik dengan serentak. Ini sangat berbeda dengan barcode yang harus dibaca satu demi satu dan merupakan suatu kelebihan apabila harus membaca atau pensortiran dalam jumlah yang banyak secara cepat khususnya dalam aplikasi pena-nganan material dengan jumlah besar (material handling).
Karena tidak dibutuhkan “Line of Sight” antara reader dan tag maka dalam peng-operasian-nya tidak perlu di tunggui oleh operator. Perangkat reader dapat dipasang untuk mengenali suatu objek misalnya pada sistim conve-yor belt atau dalam “Transport Container”.
Kecepatan proses dan tanpa pengawasan merupakan salah satu karakte-ristik keuntungan dari RFID dibanding dengan barcode.
Pada awalnya keuntungan dari penggunaan RFID tentu mempunyai konsekwensi harga, namun demikian dengan semakin berkembangnya sistim RFID harga menjadi relatif semakin menurun, bahkan harga sebuah RFID Tag menjadi kurang dari satu dollar. RFID Tag tersebut terkadang juga dapat dipakai berulang kali.
RFID Tags
Harga termurah dari sebuah Tags adalah dari jenis passive (artinya tags tersebut tidak mempunyai catudaya tersendiri), mempunyai kapasitas penyimpanan data terbatas antara 32 sampai dengan 128 bits), hanya dapat dibaca (read-only,) dan tidak dapat merekam (not rewriteable).
Seperti barcode penomorannya hanya sebagai plat nomor saja (license plate) yang merupakan index dari suatu database yang lebih besar yang tersimpan di komputer.
Dalam aplikasi di industri automotif, setiap produk yang sudah ditempelkan Tag akan mengidentifikasikan produk tersebut pada jalur assembly dan setiap pekerjaan yang dilakukan pada produk tersebut akan direkam dalam database dan komputer akan memberikan instruksi pada jalur assembly pekerjaan apa selanjutnya yang harus dikerjakan pada produk tersebut. Proses tersebut dapat kita lihat dalam suatu assembly line sampai pada akhirnya produk produk tersebut menjadi bagian atau bahkan menjadi mobil yang siap diluncurkan tanpa adanya intervensi dari pekerja-nya.
Jenis Tag lain adalah dari jenis active yang mempunyai catudayanya sendiri dan biasanya digunakan untuk aplikasi yang lebih kompleks, lebih berat dari passive tag, mempunyai kapasitas lebih besar sampai lebih dari 1 Mb, sehingga mampu mempunyai databasenya sendiri. Tag dengan kemampuan yang besar ini biasanya digunakan untuk memantau perubahan temperatur atau memberikan instruksi kepada aplikasi station robot pada jalur assembly plant merekam segala sesuatu yang telah dikerjakan serta menyimpan informasi terakhir atas status produk tersebut.
Fleksibilitas ini tentunya juga mempunyai konsekwensi biaya serta kemungkinan kerusakan/kehausan pada perangkat catudaya, membuat tag jenis ini mempunyai masa kerja antara 5-10 tahun.
Frekwensi
RFID tersedia dalam beberapa jalur pita frekwensi untuk mengakomodir aplikasi dan kemampuannya (performance). Frekwensi memegang peranan yang sangat penting dalam penentuan jarak pancar dan kecepatan. Namun demikian tersedianya pita frekwensi yang dapat digunakan dikendalikan oleh badan telekomunikasi di setiap negara dan tidak semua pita frekwen-si boleh dipergunakan. Ini merupakan konsiderasi yang sangat penting dalam suatu perencanaan untuk aplikasi logistik dan jalur supply chain.
Hampir semua Tag menggunakan standar frekwensi yang ditetapkan oleh ISM (Industrial, Safety and Medical). Standarisasi frekwensi semakin berkembang terutama dengan standar yang disponsori oleh ISO.
Kebanyakan teknologi RFID yang digunakan untuk aplikasi pergudangan dan distribusi bekerja pada frekwensi; 13.56 MHz (High Frequency), 860 s/d 930 MHz (Ultra High Frequency) atau pada frekwensi 2.45 GHz (Micro-wave). Ada beberapa teknologi yang masih menggunakan frekwensi 125 KHz (Low Frequency) yang digunakan untuk Access Control dan identifika-si kendaraan bermotor.
Standar yang sering digunakan untuk aplikasi penanganan material (mate-rial handling) adalah pada jalur frekwensi UHF dan 13.56 MH
Keuntungan RFID
Mengurangi kesalahan pengentrian data dan mengurangi proses transaksi bisnis secara manual, penyediaan data secara otomatis, mengatasi masalah dalam supply chain contohnya inventory yang tidak akurat, cepat dan biaya operasi hemat dan akan diperluas untuk meningkatkan penjualan, meningkatkan keamanan, mengurangi kejahatan dan meningkatkan layanan kepada pelanggan
5 Penggunaan RFID dalam bidang Automotive
Penggunaan RFID dalam bidang automotive bertumbuh sangat cepat. Contoh-contoh aplikasi RFID seperti di bawah ini:
1. Car doors and Locks.
Sebuah solusi seperti ini akan sangat membantu menjaga keamanan kendaraan saat diparkir di sebuah tempat, dan jika kita lupa tempat di mana kita memarkir mobil.
2. Key and Ignition Systems
Untuk mencegah dari pencurian. Jutaan mobil di Amerika Utara sudah menggunakan RFID-enabled keys. Jika RFID tag in the key tidak sesuai dengan apa yang dibaca oleh ignition excpect, maka mobil tidak akan menyala.
3. Dalam Ban Mobil
Beberapa Negara memiliki peraturan yang mengharuskan adanya penggunaan system RFID pada ban mobil. Ada beberapa even balap mobil termasuk NASCAR, yang menggunakan RFID pada ban mobil
4. In Contactless Smartcards dan Key Fobs
RFID digunakan dalam system pembayaran di pom bensin. Di Canada, Esso (Exxon) dan pom bensin lainnya sudah menawarkan metode pembayaran seperti ini pada dekade akhir.
5. Untuk Pembayaran Jalan Tol
Argentina menjadi Negara Amerika Selatan pertama yang menggunakan RFID dalam system pembayaran jalan tol. Di Amerika Utara, banyak jalan tol sudah mengaplikasikan penggunaan RFID seperi E-Z Pass and FastPass contactless cards.
Contoh Penggunaan RFID dalam bidang Automotive
Perusahaan Mobil Terkemuka dari Jerman, BMW telah memanfaatkan penggunaan RFID sebagai real time locating system (RLTS) dari teknologi wireless tracking perushaan WhereNet sebagai standar global dan teknologi ini sudah dijalankan sejak tahun 2005. Setelah diinstal pada seluruh pabrik BMW di Dingolfing, Munich, dan Regensburg, Germany. Ketika perusahaan lain baru saja memulai memahami pentingnya kemampuan RFID dalam mentransformasikan proses bisnis, industri otomotif sudah menggunakan aplikasi RFID secara aktif selama beberapa tahun dengan hasil yang sangat memuaskan.
Pabrik mobil menggunakan sistem lokasi kendaraan WhereNet untuk memetakan setiap kendaraan baru yang keluar dari jalur produksi tiap hari. Dengan begitu, setiap kendaraan yang diparkir dimana-saja di lokasi pabrik, BMW dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memperkirakan waktu penerimaan dari kendaraan-kendaraan yang dipesan secara khusus tersebut. Sistem infrastruktur ini terdiri dari WhereLAN yang menempatkan access point-access point yang menyediakan cakupan menyeluruh dari semua daerah yang dimonitor, WherePort yang mendeteksi ketika kendaraan masuk atau keluar dari setiap departemen produksi, dan WhereTag mengaktivasi RFID transmitter yang diprogram untuk meneruskan data setiap 4 menit.
Seorang operator sistem produksi menempatkan WhereTag temporer, dihubungkan dengan VIN(vehicle identification number) atau nomer seri kendaraan kepada setiap mobil bergerak di sistem produksi. Sistem ini menyediakan hubungan yang konstan dan terus-menerus kepada setiap kendaraan yang telah ditandai, apakah itu ditempatkan di dalam pabrik maupun di luar.
Ketika Sistem Perakitan BMW aktif untuk penuntasan kerja atas sebuah kendaraan, seorang karyawan dapat menemukan lokasinya sesegera mungkin melalui internet (web browser) karena program secara visual menyajikan gambar lokasi semua kendaraan di dalam pabrik. Ketika sebuah kendaraan baru dinyatakan lulus uji dan siap dikirim, WhereTag dicabut dan diprogram ulang sehingga dapat dipakai lagi untuk kendaraan baru di dalam sistem produksi
Mungkin sebagian besar orang awam mengenal barcode (kode batang) yang biasa dijumpai di kemasan produk produk umum yang dijual di pasaran. Kalau kita ingat 15 atau 20 tahun yang lalu susah masih mendapatkan trnasaksi di swalayan dilayani dengan barcode scanner, waktu itu rata rata transaksi dilakukan masih menggunakan mesin kasir elektronik atau ECR.
Saat ini hampir semua outlet mini market dan toko moderen sudah menggunakan pembaca barcode (barcode scanner) dalam cek out barang nya di kasir. Hal ini sangat terasa bermanfaat sekali selain lebih cepat dalam melayani pelanggan juga ke akurasian yang cukup bagus sehingga kerja kasir lebih efektif dan efisien, ujungnya adalah kepuasan pelanggan dan profitabilitas bagi perusahaan.
Anda pasti sering ketika belanja di toko moderen dilayani dengan barcode scanner, satu persatu produk di scan barcodenya oleh kasir dan komputerpun langsung mencocokan dengan database lalu di catat sebagai transaksi, kalau belanja 10 barang maka 10 kali scan.
Coba Anda bayangkan bagaimana kalau ketika transaksi di kasir barang tadi proses cek outnya tidak perlu discan lagi satu per satu. namun langsung lewat di dekat kasir dan di total terus bayar, berapa banyak waktu kita hemat?
Anda sudah sedikit bisa bayangkan kan? Hal itu sangat mungkin akan terjadi dan kita alami dimasa masa mendatang. Bahkan tidak terbatas hanya di transaksi di toko saja namun juga dalam aspek kehidupan lainnya seperti bayar Tol, isi bahan bakar di SPBU, jasa pengiriman barang dan pelayanan pelayanan lain seperti absensi serta perpustakaan.
Itulah kira kira sedikit gambaran aplikasi RFID (Radio Frequency Identification) yang bisa berarti proses pengidentifikasian dengan otomatis menggunakan sistem frekuensi radio, dimana tiap tiap benda yang akan di identifikasi ditempel atau dikasih Tag (Label) RFID, sehingga nantinya akan terbaca oleh pembaca RFID (RFID reader)
Kelebihan dari penggunaan RFID :
  • · RFID lebih cepat dalam proses pengidentifikasiannya;
  • · RFID lebih tahan terhadap kondisi seperti kotoran kimiawi debu dan
lainnya dalam pembacaannya;
  • · RFID memiliki pembaca yang tidak bergerak sehingga lebih awet untuk
investasi kepemilikan aset jangka panjang;
  • · RFID lebih susah digandakan atau di tiru serta di copy;
  • · Ukuran fisik tag RFID tidak mempengaruhi rasio pembacaan;
  • · Masa pakai tag RFID pada material yang terlindungi dengan baik sangat
panjang;
  • · Tag dapat digunakan pada lingkungan yang ekstrem dan sesuai dengan
spesifikasinya;
  • · Data digital dapat ditulis pada sebuah tag;
  • · Data digital pada tag dapat diperbaharui secara dinamis tanpa intervensi
manusia;
  • · Produksi tag dilengkapi dengan kode identitas (UID – Unique Identity
Code) yang ditambahkan secara digital pada microchip, tidak dapat
dirubah dan anti duplikasi ataupun pemalsuan;
  • · Kombinasi UID, nomor seri, data pengguna dan memori memungkinkan
untuk dilakukannya pemantauan aset (asset monitoring) maupun
pelacakan aset (asset tracking);
  • · Jarak pembacaan tag RFID sangat jauh (dapat lebih dari 20 meter+)
dibandingkan dengan pembaca barcode. Dan tag dapat dibaca secara kasat
mata;
  • · Standar algoritma RFID mendukung pembacaan tag secara simultan;
  • · RFID memiliki nilai ekonomis untuk penggunaan tag secara berulang.
Kekurangan dari RFID :
  • · Besarnya biaya penerapan RFID;
  • · Perlunya biaya yang besar untuk menyediakan tag dan alat pemindai RFID
atau reader dan membeli scanner baru yang bisa memindai RFID;
  • · Pada tingkat pallet atau dus, RFID bisa bekerja dengan baik. Namun, jika
sampai ke tingkat individual item, timbul banyak kesulitan (pada
pengintegrasian datanya);
  • · Tingkat pembacaan tag RFID yang relatif rendah pada produk-produk
yang terbuat dari bahan logam dan bahan cair;
Meski untuk membaca label RFID tidak membutuhkan line-of-sight
seperti halnya barcode (karena data dipancarkan oleh gelombang radio),
namun posisi label tetap harus berada pada sisi yang berhadapan dengan
reader -nya. Jika sebuah tag ditempatkan di lokasi yang salah, readernya
bisa gagal mendeteksi dan membaca data yang tersimpan di tag itu.
  • · Akan terjadi kekacauan informasi jika terdapat lebih daripada 1 chip RFID
melalui 1 alat pembaca secara bersamaan, karena akan terjadinya
tabrakkan informasi yang diterima oleh pembaca (kendala ini dapat
terselesaikan oleh kemampuan akan kecepatan penerimaan data sehingga
chip RFID yang masuk belakangan akan dianggap sebagai data yang
berikutnya)
  • · Jika terdapat freq overlap (dua freq dari pembaca berada dalam satu area)
dapat memberikan informasi data yang salah pada komputer/pengolah data
sehingga tingkat akuransi akan berkurang (permasalahan ini dipecahkan
dengan cara pengimplementasian alat diteksi tabrakan freq atau menata
peletakan area pembacaan sehingga dapat menghindari tabrakan)
  • · Gangguan akan terjadi jika terdapat freq lain yang dipancarkan oleh
peralatan lainnya yang bukan diperuntukkan untuk RFID, sehingga chip
akan merespon freq tersebut (freq Wifi, handphone, radio pemancar, dll).
Kesimpulan
RFID, Radio Frequency Identification, adalah sebuah alat yang revolusioner. Perangkat RFID yang terdiri dari microchip yang berukuran tidak lebih besar dari sebutir lada, alat pembacanya, dan sistem integrasi data. RFID tinggal selangkah lagi untuk siap dan menggantikan sistem lama dimana produk dilacak dari awal sampai akhir siklus produksinya. Sistem lama tersebut digantikan dengan chip-chip yang akan mengawasi dan melaporkan apapun dari tekanan angin ban hingga jarak dengan kendaraan lain. Sekarang, chip dapat diisi dengan sejumlah penting informasi, dan kemudian dipasangkan di dalam produk melalui tag, case, atau pallet. Ketika pembaca mendeteksi chip tersebut, pembaca tersebut akan melaporkan kembali apa-saja yang terisi di dalam chip tersebut, mulai dari nama pembuat, kapan dan dimana produk dibuat, sampai pada serial number, tipe, kode produk, dan lokasi pasti pada saat tersebut. RFID menyediakan data yang up-to-date yang mana akan berlaku hingga akhir bulan saat laporan tersebut dikirimkan.
Meskipun pada awalnya teknologi untuk proses ini telah dipakai selama beberapa dekade, penggunaan RFID di dalam dunia bisnis akan semakin marak ditemui. Penggunaan RFID di Amerika telah disetujui oleh beberapa perusahaan terkemuka, seperti Departemen Pertahanan, Wal-Mart, FDA, Target, dan lainnya, memaksa supplier mereka untuk membuat perubahan menuju era RFID. Bagaimanapun juga, industri otomotif telah menggunakan RFID ini sejak lama. Contohnya, tahun 2001 AIAG (Automotive Industry Action Group) mengembangkan Tire dan Wheel Label dan Radio Frequency Identification Standard B-11, item pertama yang memenuhi standar RFID. Satu dari sekian banyak tugasnya adalah untuk mematuhi pada TREAD Act tahun 2000. Banyaknya kecelakaan akibat ban selip memaksa kongress untuk meloloskan permohonan, yang mana mengharuskan kecocokan antara VIN (vehicle identification number) dan kode ban pada Departemen Transportasi. Penggunaan RFID menggantikan 13 label / ban dengan 1 tag. Sejak AIAG memodifikasi B-11 untuk penggunaan lebih luas pada 2004, industri otomotif telah menjadi pengguna RFID yang terbesar.
Banyak industri-industri lainnya yang sekarang telah beralih menjadi pengguna RFID. Semakin banyaknya standar, mulai dari IEEE 802.11 (Wireless LANs) hingga ISO 18000 (RFID Air Interface), telah menempatkan masalah-masalah ketidakcocokan dan masalah tatap muka yang menciutkan nyali perusahaan untuk mencoba kegunaan RFID. Di samping halangan-halangan krusialnya, masalah utama dari pengaplikasian RFID adalah biaya dari tag itu sendiri, lebih dari 50 persen responden dalam industri otomotif mengakui bahya mereka akan menggunakan teknologi tersebut tahun depan.
Revolusi dalam penggunaan RFID sangat mungkin terjadi dalam tahap-tahap, tidak dalam 1 langkah besar. Hal itu mencegah terjadinya bentrokan dalam sistem hukum, dan banyak perusahaan akan mengusulkan teknologi RFID di dalam proyek utama untuk mengevaluasi keefektifannya. Industri otomotif, telah sedang membangun fondasi transisi, akan memperkenalkan inovasi-inovasi baru ketika yang lainnya sekarang ini masih dalam tahap pencobaan.
Sumber : Binus

0 komentar:

Posting Komentar

Klik Iklan Ini

Tinggalkan Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Blogger Templates | Modified by Ali Shodikin