Kepercayaan ini semoga menjadi awal yang baik untuk semua.
Semuanya merupakan proses dalam pendewasaan insan. Selamat berkarya.
"Saat kamu menyimak dan mengamati suatu hal, sebenarnya saat itulah kamu bisa mempelajari sesuatu yang tak kau pelajari sendiri." (aliandr4)
Kita tahu kalau bumi dan langit ini terlalu luas untuk kita arungi sendiri. Mari mengembara bersama untuk melihat betapa segalanya memang tiada yang sia-sia. Mari menjelajah, berpetualang dan memimpinnya bersama. Membuat kebaikan dan mulai menyisihkan keburukan-keburukan yang ada.
"Sudah saatnya kita menentukan tujuan: apa yang ingin dicapai, bagaimana untuk mencapai dan apa konsekuensinya. Inilah tantangan awal yang harus dijelajah menuju perjalanan yang sebenarnya." Rasakan sensasinya.
Menjadi yang pertama merupakan modal awal yang penting. Namun jika kesempatan yang pertama belum menjadi milik kita, buatlah yang terbaik dan terus berinovasi. Itulah kreasi dan inovasi yang dibutuhkan dan dinantikan.
Ada saatnya kita harus "show up" untuk menunjukkan kepiawaian. Ada saatnya kita harus berdiam, untuk merasakan hikmah dan pelajaran. Ada saatnya pula kita bangkit dalam keterpurukan. Itu bagian-bagian dari momentum yang harus kita jalani. Semuanya nikmat, dan semuanya bermakna jika kita menikmatinya.
Kadangkala kita akan benar-benar merasa bermanfaat bagi sekeliling kita yang membuat kita begitu bahagia. Ada kalanya marasa seperti biasa saja, memposisikan kita pada keadaan tidak berperan dan cenderung meng"engkau"kan orang lain. Padahal orang lain menganggap kita tetap berperan. Namun juga posisi yang menyusahkan orang lain. Disinilah diri bahkan orang lain meragukan kita. Hati nurani perlu segera dimunculkan. Sajian lezat yang tak berujung.
Bersiaplah untuk melayani sekaligus dilayani. Bersiaplah untuk mengkritik dan dikritik. Dan bersiaplah untuk merasakan rasa takut dan tertindas, pembangkangan dan belajar, berani dan semangat, membagi dan memberi.
Tanpa kita sadari kita akan selalu melakukan "kodrat meminta". Sehingga itu tidak akan bisa kita hindari dan pungkiri. Tidak usah kita pikirkan seberapa banyak kita meminta, tapi bagaimana kita harus memberi.